Senjata China Vs Rafale: Medan Uji Nyata di Asia Selatan
MikroTV.ID, Jakarta – Konflik militer singkat antara Pakistan dan India menjadi panggung uji coba langka bagi senjata buatan Tiongkok.
Dalam empat hari pertempuran udara, Pakistan mengklaim menembak jatuh enam pesawat India, termasuk tiga jet tempur Rafale buatan Prancis.
Melansir theasialive.com, klaim ini, jika benar, merupakan pukulan simbolis bagi reputasi Rafale di pasar global.
Tak lama setelah konflik mereda, Menteri Luar Negeri Pakistan mengunjungi Beijing, memperkuat sinyal bahwa aliansi militer Pakistan-Tiongkok sedang menguat.
Dunia pun mengamati dengan cermat: apakah ini saatnya pasar alutsista global beralih dari Barat ke Timur?
J-10C dan JF-17: Kuda Hitam dari Beijing
Jet tempur J-10C dan JF-17 Thunder milik Pakistan memainkan peran utama dalam konflik. Ini merupakan penampilan perdana J-10C di medan perang, dilengkapi rudal udara-ke-udara produksi Tiongkok.
Bersama sistem pertahanan HQ-9P, radar dan drone, Tiongkok tampak menunjukkan kapabilitas penuh dalam pertarungan nyata.
Analis pertahanan Bilal Khan menyebut ini sebagai “ujian menyeluruh” terhadap keandalan alutsista Tiongkok.
“Pakistan mengandalkan penuh produk militer China. Ini bukan sekadar eksperimen, melainkan ujian kepercayaan,” ujarnya.
Dampak Langsung ke Pasar Rafale dan Jet Barat
Efek langsung paling terasa terjadi di Indonesia. Kesepakatan pembelian 42 jet tempur Rafale senilai USD 8,1 miliar kini masuk tahap evaluasi ulang.
Sejumlah pengambil kebijakan mempertanyakan apakah investasi sebesar itu tepat, apalagi jika klaim kerusakan Rafale di Pakistan benar adanya.
Anggota Komisi I DPR, Dave Laksono, menekankan pentingnya verifikasi. “Kita tidak bisa menilai performa Rafale hanya dari satu insiden yang belum terbukti,” katanya.
https://wa.me/message/BCEUFAL7LBUZJ1

									




