Scroll untuk baca artikel
Press Release

Penguatan Sistem Peringatan Dini Berbasis Big Data, AI, dan Kearifan Lokal: Langkah BMKG Menuju Zero Victim

86
×

Penguatan Sistem Peringatan Dini Berbasis Big Data, AI, dan Kearifan Lokal: Langkah BMKG Menuju Zero Victim

Sebarkan artikel ini
BMKG integrasikan big data AI dan kearifan lokal perkuat sistem peringatan dini
BMKG integrasikan big data, AI, dan kearifan lokal untuk perkuat sistem peringatan dini, wujudkan mitigasi bencana yang lebih efektif, foto BMKG

Mikrotv.ID, Beijing, China (12 September 2024) – Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menegaskan bahwa sistem peringatan dini akan semakin kuat jika ilmu pengetahuan dikolaborasikan dengan teknologi mutakhir seperti big data dan kecerdasan buatan (AI), tanpa mengabaikan kearifan lokal.

Hal ini diharapkan dapat meminimalisir dan mengantisipasi ancaman bencana secara maksimal.

Pernyataan ini disampaikan Dwikorita saat menjadi pembicara di acara 4th International Forum on Big Data for Sustainable Development Goals (FBAS 2024) di China, pada Minggu (8/9/2024).

Forum tersebut merupakan ajang untuk berdiskusi dan berbagi informasi tentang teknologi big data, AI, serta solusi komprehensif yang mendukung pembangunan berkelanjutan.

Integrasi Teknologi dan Kearifan Lokal dalam Mitigasi Bencana

Dwikorita menyatakan bahwa target utama sistem peringatan dini adalah zero victim.

Namun, pencapaian tersebut tidak mungkin terjadi jika kearifan lokal diabaikan, meskipun sudah didukung oleh teknologi big data dan kecerdasan buatan.

Big data, menurutnya, merupakan kumpulan data besar yang dapat berupa terstruktur maupun tidak terstruktur, yang memiliki peran penting dalam pengambilan keputusan terkait penanganan bencana.

Sementara itu, AI memungkinkan prediksi, persiapan, dan respons bencana lebih efektif.

Kombinasi keduanya memberikan solusi teknologi mutakhir untuk manajemen bencana.

Namun, integrasi kearifan lokal menjadi faktor penting dalam meminimalisir kerugian yang mungkin tidak sepenuhnya dijangkau oleh teknologi modern.

Kearifan Lokal sebagai Pendukung Sistem Modern

Dwikorita menekankan bahwa masyarakat lokal memiliki pengetahuan yang berharga dalam mitigasi bencana yang bisa melengkapi kekurangan dari teknologi berbasis data dan AI.

Pemahaman lokal ini mampu menjawab kekosongan yang tidak selalu bisa dipenuhi oleh sistem teknologi canggih, khususnya dalam konteks peringatan dini.

Indonesia, sebagai salah satu negara paling rawan bencana di dunia, membutuhkan integrasi yang kuat antara big data, AI, dan kearifan lokal untuk mencapai nol korban.

Strategi ini merupakan bentuk konkret dari konsep early warning, early action yang menekankan pentingnya tindakan respons cepat setelah sistem peringatan dikeluarkan.

Early Warning dan Early Action

Dwikorita juga menjelaskan bahwa di Indonesia, penerapan sistem early warning (peringatan dini) sudah berkembang dengan baik, tetapi sering kali gagal dalam hal early action (aksi respons dini).

Menurutnya, tantangan terbesar Indonesia adalah bagaimana mengintegrasikan keduanya agar sistem peringatan dini dan tindakan yang cepat bisa lebih efektif, sehingga korban bencana dapat diminimalisir.***