Scroll untuk baca artikel
Press Release

Karhutla Teratasi, Stabilitas Jelang Pelantikan Presiden Terjaga

44
×

Karhutla Teratasi, Stabilitas Jelang Pelantikan Presiden Terjaga

Sebarkan artikel ini
Upaya intensif KLHK dalam pengendalian karhutla jelang pelantikan presiden
Upaya intensif KLHK dalam pengendalian karhutla berhasil mengurangi hotspot dan menjaga stabilitas lingkungan jelang pelantikan presiden, foto source KLHK

Mikrotv.ID, Jakarta – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) terus mengintensifkan upaya pengendalian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah-wilayah rawan.

Mereka juga memperkuat langkah pencegahan kebakaran hutan (karhutla) di daerah yang belum memasuki musim kemarau.

Menurut data satelit Terra/Aqua pada tingkat kepercayaan ≥80%, terjadi penurunan hotspot sebesar 59,38%, atau sekitar 4.623 titik panas.

“Hingga 10 Oktober 2024, total hotspot mencapai 3.163, jauh lebih rendah dibandingkan 7.786 titik pada periode yang sama tahun lalu,” ujar Direktur Pengendalian Karhutla, Thomas Nifinluri (10/10/2024).

Di samping itu, luas lahan terbakar periode Januari hingga September 2024 mencapai 283.620,51 hektar.

Dari total ini, 25.193,57 hektar adalah lahan gambut (8,88%), sementara 258.426,94 hektar sisanya merupakan tanah mineral (91,12%).

Nusa Tenggara Timur tercatat memiliki area terbakar terbesar, yakni 93.572,19 hektar, diikuti Nusa Tenggara Barat dan Jawa Timur.

Lahan yang terkena dampak karhutla didominasi oleh lahan tak berhutan, yaitu 252.320,33 hektar (88,96%).

Penutupan lahan belukar menjadi jenis tutupan yang terbakar paling luas, yakni sebesar 158.893,53 hektar (56,02%).

Dikutip dari press release tertulis KLHK, 11 Oktober 2024, KLHK juga mengungkapkan bahwa emisi karbon dari karhutla selama periode tersebut mencapai 41.201.963 ton CO2e.

Angka ini terdiri dari emisi kebakaran gambut sebesar 11.589.698 ton CO2e, serta emisi dari biomassa di lahan mineral dan gambut sebesar 29.612.265 ton CO2e.

Prediksi cuaca menunjukkan bahwa mulai Oktober 2024 ada potensi La Nina, dengan curah hujan umumnya rendah hingga menengah (0–150 mm/dasarian).

Hujan ini diperkirakan berlangsung di sebagian besar wilayah Indonesia.

Tindakan Pencegahan Karhutla di Provinsi Rawan

Upaya intensif KLHK dalam pengendalian karhutla jelang pelantikan presiden
Upaya intensif KLHK dalam pengendalian karhutla berhasil mengurangi hotspot dan menjaga stabilitas lingkungan jelang pelantikan presiden, foto source KLHK

Sebagai langkah antisipasi, delapan provinsi, yaitu Riau, Sumsel, NTB, Jambi, Kaltim, Kalbar, NTT, dan Kalimantan Selatan, telah menetapkan status siaga darurat karhutla.

Di wilayah-wilayah ini, KLHK telah mengoptimalkan upaya pengendalian yang melibatkan deteksi dini titik panas, patroli pencegahan oleh Manggala Agni bersama TNI, Polri, dan masyarakat, serta pembentukan Masyarakat Peduli Api (MPA).

Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) dan patroli udara untuk water bombing juga telah dilakukan di beberapa provinsi.

KLHK juga terus memberdayakan masyarakat dengan membentuk MPA di 29 provinsi.

Hingga 2024, sebanyak 7.428 personil telah dilatih untuk membantu pengendalian karhutla.

Pelatihan dan pembinaan ini berlangsung di beberapa provinsi termasuk Riau, Sumatra Utara, Jawa Barat, dan Kalimantan Barat.

Modifikasi Cuaca dan Patroli Udara

Upaya intensif KLHK dalam pengendalian karhutla jelang pelantikan presiden
Upaya intensif KLHK dalam pengendalian karhutla berhasil mengurangi hotspot dan menjaga stabilitas lingkungan jelang pelantikan presiden, foto source KLHK

Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) telah dijalankan di Riau, Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sumatra Selatan, dan Kalimantan Selatan dengan menggunakan ribuan kilogram NaCl.

Selain itu, operasi udara seperti patroli udara dan water bombing juga telah dilakukan secara masif di beberapa provinsi yang paling terdampak karhutla.

Dengan upaya pengendalian yang intensif ini, diharapkan karhutla bisa ditekan dan stabilitas lingkungan menjelang pelantikan Presiden tetap terjaga.***

Ikuti Saluran: Saluran Whatsapp Mikrotv.ID