Mikrotv.ID, Yogyakarta – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melalui siaran pers yang dirilis beberapa hari lalu pada 3 September 2024, mengajak masyarakat untuk tetap tenang menanggapi pemberitaan mengenai potensi gempa Megathrust.
Seiring dengan maraknya berita “Megathrust, Tinggal Menunggu Waktu” yang tersebar di berbagai media, khususnya di wilayah DIY, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, BMKG memberikan klarifikasi serta menekankan pentingnya kesiapsiagaan tanpa kepanikan.
Pulau Jawa dan Aktivitas Kegempaan
Pulau Jawa terletak di pertemuan lempeng Eurasia dan Indo-Australia, yang menjadikan aktivitas kegempaan di wilayah ini relatif tinggi.
Kepala Stasiun Geofisika Kelas I Sleman, Setyoajie Prayoedhie, menjelaskan, “Aktivitas kegempaan di selatan Pulau Jawa terjadi karena pertemuan dua lempeng besar. Wilayah ini berada di **Zona Subduksi, tempat terjadinya gempa megathrust yang sangat besar.”
Zona Subduksi ini merupakan area sumber gempa di kedalaman kurang dari 50 km, yang bisa memicu gempa besar.
Setyoajie mengingatkan bahwa masyarakat harus memahami kondisi ini sebagai hal yang wajar karena lokasi geografis Jawa yang berada di area lempeng tektonik aktif.
Baca Artikel ini: BMKG dan BNPB Gelar Operasi Modifikasi Cuaca Demi Kelancaran PON XXI di Aceh
Potensi Megathrust Bukan Prediksi
BMKG menekankan bahwa potensi gempa Megathrust bukanlah prediksi bahwa gempa akan terjadi dalam waktu dekat.
Setyoajie mengungkapkan, “Informasi potensi gempa megathrust ini bukan peringatan dini atau prediksi, tetapi bagian dari upaya edukasi dan mitigasi. Kami ingin memastikan masyarakat tidak salah memahami informasi ini.”
Menurut Setyoajie, informasi potensi gempa dimaksudkan untuk mendorong kesiapan masyarakat menghadapi skenario terburuk, bukan untuk menimbulkan kepanikan.
“Sampai saat ini, belum ada teknologi yang bisa memprediksi dengan tepat kapan, di mana, dan seberapa besar kekuatan gempa.
Jadi, penting bagi kita semua untuk tetap waspada tanpa harus takut berlebihan,” tambahnya.
Perbedaan Potensi dan Prediksi Gempa
BMKG juga menegaskan perbedaan antara potensi gempa dan prediksi gempa. Potensi mengacu pada kemampuan sumber gempa melepaskan energi, sementara prediksi memuat informasi rinci mengenai kapan dan di mana gempa akan terjadi.
Setyoajie menjelaskan, “Tidak ada ilmu pengetahuan yang bisa secara akurat memprediksi gempa. Kita hanya bisa mengetahui potensinya, tapi bukan kapan terjadinya.”
Baca Artikel ini: BMKG Gelar Operasi Modifikasi Cuaca untuk Sukseskan PON XXI 2024 Aceh-Sumut
Imbauan Kesiapsiagaan dari BMKG
Dalam menghadapi potensi Megathrust, BMKG mengajak masyarakat untuk tetap menjalankan aktivitas sehari-hari seperti biasa, namun dengan kesiapsiagaan yang lebih baik.
“Kita harus tetap tenang. Melaut, berdagang, dan berwisata di pantai tetap aman dilakukan.
Hanya saja, kita harus terus mengikuti informasi resmi dari BMKG agar siap jika terjadi sesuatu,” kata Setyoajie.
BMKG juga mendorong masyarakat untuk memperkuat mitigasi berbasis komunitas.
“Kesiapsiagaan adalah kunci. Mengikuti simulasi, meningkatkan literasi bencana, dan memastikan bangunan tempat tinggal tahan gempa adalah beberapa langkah penting yang bisa diambil masyarakat,” tuturnya.
Untuk mendapatkan informasi resmi terkait gempa bumi dan tsunami, BMKG mengimbau masyarakat menggunakan aplikasi InfoBMKG, mengakses website www.bmkg.go.id, atau mengikuti akun media sosial resmi BMKG di @stageofsleman.***