Scroll untuk baca artikel
Press Release

BMKG Sebut Waspadai Hujan Lebat dan Angin Kencang di Kalbar Tiga Hari Ke depan

33
×

BMKG Sebut Waspadai Hujan Lebat dan Angin Kencang di Kalbar Tiga Hari Ke depan

Sebarkan artikel ini
BMKG Kalbar perkirakan hujan lebat disertai petir dan angin kencang
BMKG Kalbar perkirakan hujan lebat disertai petir dan angin kencang di 14 wilayah dalam 3 hari ke depan. Masyarakat diminta waspada banjir.Gambar ilustrasi Source: pixabay.com, By. holdmypixels

Mikrotv.ID, Kalbar – Kalimantan Barat kembali bersiap menyambut perubahan cuaca yang mulai menunjukkan tanda-tanda lebih ekstrem.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui Stasiun Klimatologi Kalimantan Barat, memprediksi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat akan mengguyur hampir seluruh wilayah provinsi itu dalam tiga hari ke depan.

Fenomena ini diperkirakan disertai angin kencang dan petir yang berpotensi menimbulkan dampak bagi aktivitas masyarakat.

Cuaca Ekstrem di 14 Kabupaten

Menurut Sutikno, Prakirawan BMKG Stasiun Klimatologi Supadio Pontianak, hasil pemantauan menunjukkan bahwa curah hujan tinggi akan melanda 14 kabupaten dan kota di Kalimantan Barat, dengan peluang durasi yang cukup lama.

“Prediksi kami, beberapa wilayah seperti Kabupaten Sambas, Bengkayang, Ketapang, Kayong Utara, Kota Pontianak, Kota Singkawang, dan Kabupaten Melawi akan mengalami hujan ringan hingga sedang,” ungkap Sutikno, Minggu (10/11/2024).

Namun, ancaman cuaca tak berhenti di situ. Sutikno mengingatkan bahwa hujan lebat yang mungkin disertai petir dapat melanda Kabupaten Mempawah, Sanggau, Sintang, Landak, Sekadau, dan Kubu Raya.

Situasi ini tentu memerlukan perhatian khusus, terutama bagi masyarakat yang berada di wilayah-wilayah tersebut.

Angin Kencang dan Potensi Banjir

Lebih lanjut, Sutikno menjelaskan bahwa kondisi angin juga menjadi faktor yang perlu diperhatikan.

Pada ketinggian di atas 3.000 kaki, angin diperkirakan bertiup dari arah tenggara hingga selatan dengan kecepatan lebih dari 20 knot.

Kondisi ini, selain meningkatkan risiko kerusakan di daratan, juga bisa menambah kecepatan awan hujan yang membawa curah hujan tinggi.

“Angin yang bertiup kencang bisa menyebabkan hujan lebat datang lebih cepat dan menyebar ke area yang luas. Ini berisiko menimbulkan potensi banjir di daerah-daerah rawan,” katanya.

BMKG telah mencatat adanya curah hujan tinggi dalam 24 jam terakhir di beberapa lokasi yang dapat memicu banjir.

Di beberapa desa, warga mulai merasakan dampak genangan air yang meluap ke jalan-jalan dan pemukiman.

Curah hujan yang konsisten ini berpotensi menyebabkan sungai meluap, terutama di daerah dengan sistem drainase yang kurang optimal.

Antisipasi dan Imbauan untuk Masyarakat

Di tengah prediksi cuaca yang kurang bersahabat ini, BMKG menghimbau agar masyarakat lebih waspada dan mengikuti perkembangan informasi cuaca.

“Kami harap warga, terutama yang berada di daerah rawan banjir atau longsor, dapat terus waspada dan mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan terburuk. Selalu pantau informasi cuaca dari sumber resmi dan perhatikan juga arahan dari pemerintah setempat,” tegas Sutikno.

Ia juga mengingatkan masyarakat untuk berhati-hati saat beraktivitas di luar ruangan dan memastikan barang-barang penting berada di tempat yang aman.

Dengan angin yang berkecepatan tinggi, bangunan-bangunan atau benda yang kurang kokoh bisa menjadi sumber bahaya tambahan.

Bagi masyarakat yang tinggal di daerah pesisir atau tepi sungai, penting untuk memantau tanda-tanda peningkatan debit air.

Kesiapan Pemerintah Daerah

Menyadari situasi yang berpotensi mengancam keselamatan, pemerintah daerah di Kalimantan Barat telah mulai menyiapkan langkah-langkah mitigasi.

Tim evakuasi, peralatan darurat, serta titik pengungsian telah dipersiapkan untuk mengantisipasi kemungkinan banjir atau bencana lainnya.

“Kita berharap tidak terjadi situasi yang merugikan, namun kami siap siaga menghadapi segala kemungkinan,” ungkap salah satu pejabat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat.

Dengan adanya koordinasi antara pemerintah, BMKG, dan warga, diharapkan setiap potensi risiko bisa diminimalisir.

Pada akhirnya, kesiapsiagaan seluruh pihak akan menjadi kunci utama dalam menghadapi ancaman cuaca ekstrem di Kalimantan Barat ini.***